Palembang: Kota Tua yang Istimewa

Oleh: Janit Wk.

Palembang sebagai ibukota dari provinsi Sumatera Selatan ini lahir pada tanggal 17 Juni 683 M, maka tak heran Palembang dikenal sebagai kota tua. Luas wilayah kota Palembang adalah 102,47 km2, walau letaknya cukup strategis karena dilalui jalur lalu lintas pulau Sumatera, namun tak bisa dipungkiri, kota Palembang sendiri minim panorama wisata. Di Palembang tak ada pantai-pantai indah karena letak Sumatra Selatan sendiri di tengah-tengah diapit Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan Jambi. Tak ada lembah dan gunung yang indah, jika ingin suasana seperti perkebunan teh di daerah puncak Bandung. Kita harus menempuh jarak 7 jam perjalanan menuju daerah kabupaten lain yaitu Pagaralam, di luar wilayah Palembang,walaupun Pagaralam sendiri salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Sumatera Selatan juga.

Perubahan signifikan tampak saat Palembang berbenah diri menjadi tuan rumah PON XVI Tahun 2004. Aku yang saat itu masih giat-giatnya menempuh pendidikan di bangku kuliah melihat dengan jelas upaya yang dilakukan oleh Pemda setempat, mulai dari meningkatnya jumlah hotel bintang lima yang dulu hanya tak lebih dari hitungan sebelah tangan saja, renovasi bandara, pembangunan stadion sepak bola yang sampai sekarang menjadi kebanggaan masyarakat palembang dan menjadi markas besar Sriwijaya FC “Laskar Wong Kito“, hingga pembangunan mal-mal yang cukup menghibur masyarakat kota Palembang yang masih minim akan hiburan

Jembatan Ampera sebagai maskot kota Palembang saat ini merupakan jembatan penghubung antara dua daerah di Palembang yang terbelah Sungai Musi, yaitu daerah seberang ulu dan seberang ilir. Sungai Musi yang panjang nya kurang-lebih 750 kilometer ini menjadi sungai yang terpanjang di Pulau Sumatra dan menjadi urat nadi kehidupan masyarakat kota Palembang. Air dari sungai ini menjadi sumber air bagi PDAM yang mengalir ke rumah-rumah penduduk.

Di tengah-tengah Sungai Musi sendiri terdapat pulau kecil yang mesti ditempuh melalui perahu atau tongkang, pulau ini dsebut Pulau Kemaro. Di pulau ini terdapat pagoda yang sering digunakan oleh orang-orang keturunan tionghoa dalam perayaan Tahun Baru China atau perayaan keagamaan yang lain. Aku sendiri sampai saat ini belum pernah mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Pulau Kemaro, suatu saat aku pasti akan ke sana. Secara keseluruhan objek wisata yang menjadi andalan masyarakat kota Palembang saat ini adalah Sungai Musi, Jembatan Ampera, Masjid Agung Sultan Mahmud Badarudin II, Hutan wisata Punti Kayu, Benteng Kuto Besak, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Taman Purbakala Bukit Siguntang, Monumen perjuangan rakyat, Musium Balaputra dewa, Museum Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Kampung Kapitan, Kampung Arab, Pusat kerajinan songket, Pulau Kemaro, dan Fantasy Island.


foto oleh: Janit Wk.


Di kota Palembang ada wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti kampung kapitan yang terletak di daerah 7 ulu yang merupakan wilayah komunitas Tionghoa dan kampung Al-Munawar yang tersebar di pinggiran Sungai Musi daerah Palembang ulu dan Palembang ilir yang merupakan wilayah komunitas Arab. Bahasa dan budaya Palembang sendiri kental akan nuansa Jawa. Gelar kebangsawanan seperti Raden Mas/ Ayu, Kemas atau Nyimas yang mengisyaratkan kalau gelar ini adalah keturunan dari kesultanan atau raja-raja Palembang, masih dipakai oleh orang-orang yang berhak memakainya karena garis keturunan mereka, jadi aku bisa tahu temanku orang Palembang ‘asli’ atau bukan jika mereka memakai gelarnya. Palembang sendiri merupakan perpaduan dari berbagai macam suku dan budaya, Melayu, Tionghoa, Jawa, Arab, bercampur menjadi satu dalam suatu keselarasan.

Semua orang tahu yang sangat terkenal dari kota Palembang adalah makanan khasnya, Pempek atau suka di sebut Empek-Empek, makanan yang diolah dari tepung terigu/sagu, dicampur dengan daging ikan yang sudah dihaluskan, dapat dibentuk sesuai selera, bisa disantap dengan proses rebus atau goreng, yang membuat pempek lebih enak adalah dari kuahnya, disebut cuko, yang terbuat dari rebusan air gula merah/aren. Air gula itu dicampur dengan bumbu cabe rawit, bawang putih, dan sedikit garam yang sudah dihaluskan. Aku kasih tau ya rahasia kenapa Pempek Palembang lebih enak rasanya dibandingkan jika teman-teman mencicipi pempek di daerah lain, menurut mamaku yang aku nilai jago juga membuat pempek beserta cukonya ini,rahasianya adalah terletak di ikan sungai yang harus benar-benar segar (biasanya ikan gabus atau ikan belida) selain itu yang penting juga adalah cukonya harus berasal dari gula merah pilihan. Di Palembang menggunakan gula merah batok yang berasal dari Lubuk Linggau.

Aku lebih suka menyebut Palembang sebagai surga wisata kuliner, karena bagiku makanan khas yang ada di kotaku ini sangat beraneka ragam, orang dari luar kota hanya mengenal Pempek, padahal masih bnyak yang lain seperti Model; adonan sama seperti pempek kapal selam tapi diisi tahu, yang disantap bersama kuah seperti kuah sup, tapi mempunyai bumbu yang lebih khas. Tekwan; hampir mirip dengan model tapi tidak ada tahunya. Laksan ; bahan dan bentuknya sama seperti pempek lenjer, hanya kuahnya sedikit beda diberi santan dan cabe merah,sehingga warna kuahnya sedikit merah. Celimpungan; rasanya sama seperti laksan, berbeda di bentuk. Celimpungan berbentuk bulat bergerigi seperti bakso kecil, lagi-lagi perbedaan ada di kuah, kuah celimpungan berwarna sedikit kuning karena diberi bumbu kunyit. Makanan khas Palembang lainnya ialah Burgo, pindang patin, pindang tulang, malbi, otak-otak, mie celor, tempoyak, kemplang, kerupuk, kue maksubah, kue delapan jam, kue sri kayo. Semua makanan khas ini mempunyai cita rasa yang tinggi, lebih enak menjelaskan seluk beluk makanan-makanan ini sambil kita mencicipinya.

Oya, ada satu lagi ciri khas dari kota ini, yaitu mainan anal-anak yang berbentuk miniatur pesawat terbang dan kapal laut yang terbuat dari kayu gabus, yang biasanya dilengkapi dengan telur ayam rebus yang diberi pewarna merah,telur ayam berwarna merah inilah yang di sebut dengan “telok abang“. Di usiaku yang telah melebihi seperempat abad aku ternyata baru tahu kalau mainan anak-anak ini hanya ada di kota ku. Uniknya mainan ini hanya akan muncul bersamaan dengan datangnya bulan Agustus, menambah semaraknya perayaan kemerdekaan 17 Agustus.

Palembang di malam hari akan lebih gemerlap dengan cahaya warna-warni, menambah semarak kota, mulai dari Jembatan Ampera sampai gedung wali kota yang lebih indah saja malam hari. Aku sendiri lebih suka hang out di tempat yang disebut Kambang Iwak Family Park. Tempat ini mulai ramai beroperasi setiap harinya kurang-lebih pada pukul dua siang, memang tempat yang dikhususkan untuk tempat rekreasi di tengah-tengah kota ini lebih ‘hidup’ pada saat malam menjelang.

Pada sore hari banyak orang yang jogging mengelilingi areal Kambang Iwak ini. ‘kambang‘ sendiri artinya kolam dan ‘iwak’ artinya ikan. Jadi tempat ini adalah kolam ikan yang luas yang disekelilingnya ditumbuhi pepohonan rimbun, dengan air mancur di tengah kolam. Tempat ini dibangun sebagai tempat penampungan air hujan dan tempat muara mengalirnya air menuju Sungai Musi. Baru awal tahun 2009 telah resmi dibuka Kambang Iwak Family Park, sehingga semakin banyak toko yang buka di areal kambang iwak ini, mulai dari toko makanan beraneka macam, memakai konsep cafĂ© atau resto terbuka, ada juga distro yang menjual aksesori ataupun baju-baju,

Walau gaydar-ku belum terlalu tajam, pada saat aku berada di kawasan KIF ini aku dapat menangkap dengan jelas jika ada lesbian yang juga sedang hang out di tempat ini, walaupun tempat ini bukan khusus tempat hang out lesbian. Ada yang bergerombol dan ada pula yang berpasangan. Jadi, mungkinkah ada pembaca SepociKopi ini yang pernah kulihat di sana?

@Janit Wk., SepociKopi, 2009

Tentang Janir Wk:

Lahir di Palembang 27 tahun silam. Lulusan teknik elektro yang kini bekerja di bidang marketing farmasi.
abcs