Penang: Kota Kenangan



Oleh: d'

Hari masih pagi, cuacanya juga cerah ketika aku kembali menginjakkan kakiku di Pulau Penang, Malaysia. Kalau dulu, alasanku berkunjung ke Penang hanya karena ingin refreshing atau lagi ngidam Hainan Chicken Rice kayak orang hamil. Yah, entah kenapa, aku pribadi merasa Hainan Chicken Rice di sini nikmat untuk kulahap. Dan entah kenapa aku cenderung menyukai aroma kehidupan yang santai di kota ini dibandingkan Kuala Lumpur yang megah gemerlap.

Kedatanganku ke Penang kali ini selain untuk refreshing, adalah menemui seorang perempuan. Tapi bukan itu yang ingin kubahas, melainkan beberapa tempat wisata di kota ini.

Nah dulu itu, aku mengambil paket City Tour. Jadi begitu tiba di airport, aku sudah dijemput oleh guide-nya. Dari bandara, kami menuju ke Snake Temple, sebuah kuil yang letaknya tak berapa jauh dari bandara. Kuilnya tidak terlalu besar ataupun megah, tapi di sini bisa dijumpai beranekaragam jenis ular.

Lalu kita pun menuju Fort Cornwallis. Tempat ini menjadi saksi bisu bagi sejarah Pulau Penang. Kononnya di tempat ini Kapten Francis Light pertama kali menginjakkan kaki dan kemudian dia membangun sebuah benteng, yang olehnya benteng ini diberi nama Fort Cornwallis.

Dulunya, Fort Cornwallis ini berfungsi sebagai benteng pertahanan di Pulau Penang. Sejumlah meriam terpasang di sekeliling benteng yang hingga kini masih bisa dijumpai di sana, utuh, dan kini dengan fungsi yang sudah berbeda tentunya. Fort Cornwallis sudah bukan lagi benteng pertahanan tapi sudah dijadikan sebagai salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Dan ketika kuhirup udaranya, tempatnya terkesan so historical.

Dari sana, kemudian kami menuju Wat Chayamankalarm. Wat Chayamankalarm adalah kuil umat Buddha merayakan festival Songkran dan Loy Krathong. Di kuil ini dapat kita temukan sebuah patung Buddha tidur, yang mana patung Buddha tersebut berpose dalam keadaan berbaring miring, sepanjang 33 meter dan berlapiskan emas.

Di Penang kononnya memang terdapat banyak sekali kuil dan pagoda. Tetapi aku cuma berkesempatan mengunjungi beberapa di antaranya saja. Secara kata Pak Guide, yang lain tidaklah begitu menarik. Jadi dia membawaku ke tempat yang memang ramai diminati/dikunjungi oleh wisatawan.

Selanjutnya aku menuju kuil lain lagi. Kata Pak Guide, kuil yang akan kami kunjungi ini adalah salah satu kuil/pagoda yang terbesar di kawasan Penang. Dan... benar saja. Ketika tiba di sana, aku seketika berdecak kagum menyaksikan kemegahan kuil ini. Untuk masuk ke kuilnya, kita akan melintasi jembatan di mana di bawah jembatan ini terdapat Sungai Air Itam. Di sini bisa kita jumpai ratusan kura-kura yang kononnya sudah berusia kurang-lebih lima puluh tahunan. Di sepanjang jalan, dipenuhi dengan penjual pernak-pernik suvernir khas Penang.

Di sini terdapat banyak ukiran dan patung Buddha. Dan untuk mengagumi sebuah karya tangan manusia, aku suka menyentuhnya. Ketika aku menyentuh ukiran-ukiran batu tersebut, ukiran-ukiran itu sangatlah halus. Benar-benar karya manusia yang luar biasa.

Kuil ini letaknya di atas bukit, tapi untuk menuju ke pagoda utamanya harus dijangkau lagi dengan menggunakan mini train (kunamai saja seperti ini, secara aku lupa namanya).

Nah, di sana ada patung raksasa Dewi Kwan Im (Avalokitesvara) yang bisa kita temukan di pagoda Kee Lok Si, Penang. Patung ini terbuat dari perunggu dengan ukuran 30,2 meter dan terletak di bagian paling atas kuil.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Penang Hill atau dikenal dengan sebutan Bukit Bendera. Untuk bisa mencapai puncak dari tempat ini kita harus menggunakan Train listrik.

Penang Hill ini berada di ketinggian 830 meter di atas permukaan laut. Itulah alasannya kenapa dari puncak ini kita bisa melihat secara keseluruhan dari Kota Penang. Penang Hill merupakan tempat tertinggi dan tersejuk di Penang.

Sebenarnya masih ada beberapa tempat wisata lain di Penang. Seperti Batu Ferringhi yang merupakan kawasan pantai, katanya memiliki jajanan malam tradisional dan beraneka ragam makanan Eropa serta berbagai macam barang dagangan. Tapi sayangnya, aku pribadi belum pernah ke sana pada malam hari. Jadi, seperti ini suasana pantai yang aku temui di sana, di siang hari nan terik. Panassssss....

Jika tidak menyukai wisata alam, di Penang juga terdapat banyak kok pusat-pusat perbelanjaan, seperti Gurney Plaza, Prangin Mall atau yang terbaru ada Queensbay.

Jangan takut tersesat karena penduduknya ramah. Apalagi kalau kamu berduit, pasti dilayani dengan baik (hehehe, kidding). Penduduk setempat baik kok. Pada umunya bisa berbahasa Melayu, ada yang pintar Hokkian dan beberapa fasih Mandarin. Bahkan juga berbahasa Tamil atau Hindi. Jadi, yah santai saja. Tidak perlu takut untuk miscommunication.

Akhir kata, Penang adalah kota yang asyik buat dikunjungi atau dijadikan sebagai tempat liburan. So, I will go back there again huh, next time, next trip. Let’s go Penang.

@d', SepociKopi, 2009

Tentang d':
Tinggal di Medan, usia 29 tahun, bekerja sebagai pegawai swasta, berusaha keras (walaupun sulit) agar tidak tenggelam dalam krisis kepercayaan penemuan cinta sejati (versi dongeng) yang sejak kecil sangat diyakininya.
0 Responses
abcs