Perjalanan Sejarah dari Xian


Oleh: Grey Sebastian

Setiap tanggal 1 Mei di China merupakan hari libur untuk merayakan Labor Day atau kadang disebut May Day. Karena kebetulan 1 Mei kali ini jatuh di hari Jumat makanya aku memiliki waktu santai untuk berlibur ke luar kota. Aku memilih Xian untuk liburan kali ini.

Sebenarnya aku penasaran sekali ke Xian. Di sana ada Terracotta; patung-patung prajurit yang terbuat dari tanah liat. Konon patung-patung tersebut di buat atas keinginan Kaisar pertama China Qin Shi Huang yang tidak mau sendirian saat ia meninggal.

Qin Shi Huang naik tahta di usia 13 tahun. Di usia 22 tahun ia memegang kendali kerajaan sepenuhnya. Tidak lama setelah naik tahta, ia memerintahkan sekitar 700,000 pekerja untuk membangun Musoleum tentang dirinya beserta patung-patung prajurit Terracotta tersebut. Dan ketika Qin Shi Huang meninggal, putranya Qin Er Shi memerintahkan para pekerja yang tidak memiliki keluarga dan tidak dapat bekerja lagi agar dikubur hidup-hidup bersama jenasah sang Kaisar pertama.

Terracotta ditemukan secara tidak sengaja oleh empat orang petani yang saat itu sedang menggali sumur untuk mengairi tanah mereka. Saat ini Terracotta sering disebut sebagai keajaiban dunia kedelapan. Sehingga ada pepatah yang mengatakan kalau belum melihat Terracotta, artinya belum pergi ke China.

Namun selain Terracotta, Xian memiliki banyak sekali tempat-tempat bersejarah menarik lainnya seperti tembok kota Xian, Hua Qing Pool, Menara Drum dan Bell, Gunung Hua, Masjid Agung Xian dan lainnya yang tidak sempat aku kunjungi saking banyaknya.

Sedikit informasi, lama perjalanan dari Beijing ke Xian adalah tiga belas jam menggunakan kereta. Otomatis meski dibilang empat hari tur, tapi kenyataannya dua hari di kereta dan hanya dua hari di Xian. Maka itu tidak banyak tempat yang bisa dikunjungi dalam waktu sesingkat itu.


Pada hari pertama, setibanya di Xian, sebelum ke Terracotta, aku mengunjungi Hua Qing Pool terlebih dahulu. Hua Qing Pool adalah tempat pemandian Kaisar beserta permaisurinya dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Di bangun pada jaman Dinasti Zhou (1100–771 SM). Hua Qing Pool ini juga merupakan tempat sauna pertama di dunia karena air pemandian di sini berasal dari sumber mata air panas alami.

Konon salah seorang dari empat wanita tercantik sepanjang sejarah China, yang juga merupakan selir kesayangan Kaisar Li Long Ji, yaitu Selir Yang, suka sekali mandi di pemandian ini. Inilah yang mengangkat reputasi Hua Qing Pool. Pada tanggal 12 Desember 1936, di Hua Qing Pool terjadi insiden Xian yang mengejutkan dunia.

Di hari kedua, aku mengunjungi Tembok kota Xian. Tidak jelas kapan Tembok kota Xi’an di bangun, tapi sejarah mencatat bahwa tembok itu diperbesar pada tahun 1374-1378 oleh Dinasti Tang. Tembok ini memiliki panjang 11,9 Km, tinggi sekitar 30 meter, lebar 15 meter, dan empat menara penjagaan. Untuk mengitari tembok ini bisa menggunakan sepeda. Karena itu di setiap menara penjagaan ada tempat penyewaan sepeda. Satu sepeda disewakan dengan harga 40RMB per jam.

Setelah Tembok kota Xian, aku pergi ke Wild Goose Pagoda, tapi tidak sempat masuk karena waktu yang sangat terbatas. Dari situ aku ke Menara Drum dan Bell. Di menara ini aku juga tidak naik ke atasnya karena harus membayar cukup mahal. Menara seperti ini ada di setiap kota di China, termasuk Beijing. Jadi menurutku kurang unik. Akhirnya aku memilih mengunjungi Masjid Agung Xian.


Dari arah utara barat Menara Drum and Bell Xian, dibangun sebuah Mesjid Agung. Masjid Agung seluas 12,000 m2 ini dibangun pada jaman Dinasti Tang (618-907), dan diperbaiki pada jaman Dinasti Ming (1368-1644). Mesjid ini dibagun untuk menghormati sebagian penduduk Xian yang menganut agama Islam.

Dokumen-dokumen bersejarah mencatatkan masuknya Islam ke China melalui 2 jalan. Jalan pertama melalui perdagangan sutra dari Asia barat ke Xian yang saat itu disebut sebagai Changan lalu ke Xinjiang Uygur, sebuah daerah otonomi. Jalan lainnya yaitu melalui Dinasti Sing (960-1279) melalui Samudera Hindia ke daerah tenggara China.

Karena saat ini Masjid Agung tersebut sudah dibuka untuk umum, maka sepanjang jalan menuju masjid ini dipenuhi toko-toko yang menjual souvenir dan restorant-restorant muslim yang dijamin halal. Saat hari libur seperti May Day kemarin, jalan ini benar-benar dipadati turis lokal maupun turis asing.

Masjid Agung Xian adalah tempat terakhir yang sempat aku kunjungi, karena tidak terasa aku sudah harus pergi ke stasiun kereta untuk segera kembali ke Beijing. Mungkin lain kali aku harus menyediakan waktu yang lebih panjang untuk mempelajari sejarah-sejarah Cina yang sangat mengagumkan.

@Grey Sebastian, SepociKopi, 2009
Photos by Grey Sebastian
0 Responses
abcs